BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UU No. 21 Tahun
2003 tentang Sisdiknas).
Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara karena dalam pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Selain sebagai indikator kemajuan suatu negara, pendidikan juga bisa menghancurkan peradaban yang dimiliki oleh suatu negara. Salah satu proses pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara optimal dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memiliki lulusan yang berkualitas yang dapat menunjang kemajuan bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara karena dalam pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Selain sebagai indikator kemajuan suatu negara, pendidikan juga bisa menghancurkan peradaban yang dimiliki oleh suatu negara. Salah satu proses pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara optimal dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memiliki lulusan yang berkualitas yang dapat menunjang kemajuan bangsa.
Kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan utama atau kegiatan yang paling pokok dalam
proses pendidikan, yang semuanya itu biasa dilakukan di sekolah walaupun pada
dasarnya kegiatan belajar mengajar itu dapat dilakukan dimanapun atau kapanpun.
Berhasil tidaknya pendidikan banyak bergantung pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Namun
pada pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar tersebut belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Masih banyak terdapat hambatan seperti kesulitan
belajar siswa yang ditemukan dalam proses belajar mengajar yang dapat
mengakibatkan tujuan pengajaran yang diinginkan belum tercapai secar efektif.
Salah satu permasalahan kegiatan belajar mengajar saat ini adalah kualitas dari
sistem pendidikan yang masih rendah.
Kenerhasilan
suatu proses pendidikan dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya prestasi belajar
yang diperoleh peserta didik. Berikut ini adalah tabel jumlah peserta dan
lulusan menurut jenis kelamin dan nilai UN SMA Swasta, Negeri se Indonesia dari
tahun 2003 sampai dengan 2008.
Tabel 1.1
Jumlah peserta lulusan dan Nilai UN
SMA swasta, Negeri se Indonesia tahun
2003 sampai dengan 2008
Tahun
|
Jumlah Peserta
|
Jumlah Lulusan
|
Nilai UN
|
Presentase Lulusan
|
2003 –
2004
|
985.628
|
963.410
|
4,65
|
97,7%
|
2004 – 2005
|
1.003.006
|
978.657
|
5,75
|
97,5%
|
2005 – 2006
|
1.087.100
|
1.065.592
|
6,00
|
98,0%
|
2006 – 2007
|
1.104.278
|
1.076.154
|
6,22
|
97,4%
|
2007 – 2008
|
1.111.278
|
1.043.095
|
6,33
|
93,8%
|
Sumber :
www. Depdiknas.go.id
Berdasarkan
data tersebut bisa diketahui bahwa persentase kelulusan peserta UN mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Dan tahun 2005 – 2006 merupakan angka kelulusan
tertinggi yaitu 98,0%. Sementara tahun 2007 – 2008 tingkat kelulusan
peserta UN tingkat SMA se Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis
yaitu 93,8%. Sementara untuk nilai UN rata-ratanya mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor baik intern maupun faktor
ekstern diantanya kualiltas kompetensi guru, saran/ fasilitas belajar dan
faktor dari siswa itu sendiri.
Tingkat
kelulusan yang rendah ini merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan begitu
saja. Karena hal itu akan berdampak buruk terhadap perkembangan sumber daya
manusia untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yang pada
akhirnya akan menghambat pembanngunan bangsa dan akan berakibat semakin
buruknya citra pendidikan di negara kita. Dimana lulusan yang dihasilkan
semakin tidak berkualitas bahkan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan
semakin tingginya angka pengangguran dan kebodohan anak bangsa.
Prestasi
belajar itu merupakan seluruh kecakapan atau perubahan tingkah laku siswa
sebagai suatu bukti berhasil tidaknya siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang ditempuhnya setelah rentang waktu tertentu yang terwujud dalam
bentuk angka-angka maupun berupa sikap yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk
itu maka siswa diharapkan dapat berusaha semaksimal mungkin agar dapat
memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa itu tergantung dari usah siswa itu sendiri.
Apakah ia ingin melaukan perubahan yang lebih baik lagi pada dirinya dari
sebelumnya ataukah tidak. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi bahkan
menghambat keberhasilan prestasi belajar ini. Salah satunya seperti yang
dikemukakan oleh M. Djoko Susilo (2006 : 69) berikut ini :
Tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh berbagi faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor di luar diri siswa
(faktor ekstenal). Yang termasuk faktor internal adalah keadaan fisik dan
kesehatan siswa, intelegensi yang dimiliki siswa, dan keadaan psikologis siswa
seperti minat, kebiasaan/ cara belajar, bakat, perhatian, motivasi dan faktor
kelelahan. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, seperti kemampuan mengajar guru, penggunaan media belajar,
sumber/ bahan pelajaran, kurikulum, metode belajar siswa dan faktor masyarakat.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Ngalim Purwanto
(2004 : 107) terdiri dari :
·
Faktor dari
dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor fisik dan
psikis. Faktor fisik meliputi kondisi fisik/ jasmani. Faktor psikis yaitu aspek
intelektual dan aspek non intelektual. Aspek intelektual meliputi intelegensi,
kemampuan belajar dan lain-lain. Aspek non intelektual meliputi aspek minat,
sikap, bakat, motivasi dan kebiasaan.
·
Faktor-faktor
dari luar individu yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor lingkungan
dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam, yang meliputi waktu
belajar, tempat belajar, keadaan iklim, dan lain-lain, dan lingkungan keluarga.
Serta faktor sosial yang meliputi sistem nilai, status sosial, interaksi guru
siswa. Faktor instrumental terdiri dari kurikulum pengajaran dan administrasi.
Dari
beberapa pendapatan yang telah disebutkan di atas terlihat bahwa prestasi
belajar itu pada dasranya merupakan akibat yang ditimbulkan oleh faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Untuk faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa ini, meliputi kompetensi guru, tempat
belajar, sumber atau bahan pelajaran. Berikut ini data guru yang layak mengajar
di SMA se Indonesia.
Tabel 1.2
Persentase guru layak mengajar (guru
yang berijazah sarjana keguruan dan ijazah diatasnya) se Indonesia
Tahun
|
Jumlah Guru
|
Jumlah Guru Layak
|
Jumlah % Guru Layak
|
Jumlah % Guru tidak layak
|
2003 –
2004
|
238.034
|
161.078
|
67,67
|
32,33
|
2004 – 2005
|
253.574
|
189.921
|
74,90
|
25,10
|
2005 – 2006
|
267.419
|
199.970
|
74,78
|
25,22
|
2006 – 2007
|
285.818
|
215.722
|
75,48
|
24,52
|
2007 – 2008
|
305.852
|
237.094
|
77,52
|
22,48
|
Sumber
: www. Depdiknas.go.id
Jika
kita lihat tabel di atas persentase jumlah guru yang layak mengajar/ guru yang
memiliki ijazah sarjan keguruan dan ijazah di atasnya tiap tahunnya mengalami
kenaikan terutam pada tahun 2007 – 2008 mencapai 77,52%. Apabila dihubungkan
dengan presentase kelulusan UN pada dasarnya tidak ada masalah dengan jumlah
guru yang layak mengajar SMA pada tahun 2005 – 2006 ketika persentase kelulusan
meningkat jumlah guru yang layak mengalami penurunan sebesar 0,12% dan pada
tahun 2007 - 2008 ketika persentase kelulusan
mengalami penurunan sebesar 93,8% justru jumlah guru yang layak mengalami
kenakan sebesar 77,52%. Tetapi karena masih adanya guru yang tidak layak
mengajar di SMA meskipun perbandingannya hanya 3 : 1 tetap saja bisa menjadi
pengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan.
Karena menurut UU Sisdiknas tahun 2003 guru yang layak mengajar untuk tingkat
SMA adalah guru yang memiliki pendidikan sarjana pendidikan. Karena mereka
sudah dibekali kompetensi-kompetensi keguruan seperti kompetensi paedagogi yang
tidak akan dimiliki oleh sarjan lainnya. (Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab XI
Pasal 424) dan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 29 : 4). Bahkan sampai saat ini untuk
mengajar pada SMA masih ada yang kualifikasi akademik pendidikannya D1 bahkan
SLTA. Hal ini dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kelulusan meskipun jumlah
mereka sedikit. Bisa kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3
Jumlah Kepal Sekolah dan Guru
Menurut Ijazah Tertinggi se Indonesia
Tahun
|
D1
|
D2
|
D3
|
S1
|
Pasca
Sarjana
|
Jml
|
Jml Guru
yang
Sesuai
|
||
Keg.
|
Non.
Keg
|
Keg.
|
Non.
Keg
|
||||||
2003 –
2004
|
2.250
|
6.651
|
45.498
|
10.061
|
154.768
|
10.065
|
593
|
229.906
|
67%
|
2004 – 2005
|
2.056
|
4.583
|
30.792
|
10.303
|
187.767
|
15.878
|
2.154
|
253.574
|
74,8%
|
2005 – 2006
|
5.642
|
3.337
|
27.426
|
10.113
|
196.416
|
20.932
|
3.554
|
269.419
|
74,2%
|
2006 – 2007
|
6.790
|
5.405
|
28.956
|
7.642
|
209.956
|
21.260
|
6.126
|
285.818
|
75,5%
|
2007 – 2008
|
6.932
|
5.174
|
26.258
|
8.292
|
230.201
|
22.201
|
6.893
|
305.852
|
77,5%
|
Sumber :
www. Depdiknas.go.id
Hal
ini diduga dapat mengakibatkan turunnya anka kelulusan adalah fasilitas/ sarana
prasarana dari mulai ruang kelas, tempat duduk, tempat praktek, buku sumber
media pembelajaran dan sebagainya. Berikut ini penulis sajikan tabel selanjutnya
:
Tabel 1.4
Jumlah Ruangan Kelas Menurut
Kodisi dan Bukan Milik
SMA Negeri/ Swasta se indonesia
Tahun
|
Milik
|
Bukan
Milik
|
Jumlah
|
Persentase
ruang kondisi baik dan milik
|
|||
Baik
|
R.
ringan
|
R.
Berat
|
Sub.
Jml
|
||||
2003 –
2004
|
79.288
|
3.086
|
1.195
|
93.569
|
1.669
|
85.238
|
93,0%
|
2004 – 2005
|
75.542
|
6.679
|
2.409
|
84.630
|
1.922
|
86.552
|
87,2%
|
2005 – 2006
|
74.138
|
7.130
|
2.572
|
93.840
|
2.505
|
96.345
|
87,3%
|
2006 – 2007
|
87.198
|
9.067
|
3.119
|
99.384
|
2.285
|
101.669
|
85,7%
|
2007 – 2008
|
94.151
|
7.687
|
3.286
|
105.124
|
1.691
|
106.815
|
88,1%
|
Sumber :
www. depdiknas.go.id
Jumlah
ruangan kelas yang kondisinya baik dan statusnya milikm persentase tiap
tahunnya berubah-ubah, penurunan yang paling rendah terjadi pada tahun 2006 –
2007 yaitu 85,76% dan pada tahun inilah jumlah lulusan pun kembali menurun
padahal pada tahun sebelumnya mengalami kenaikan. Kemudian tahun berikutnya pun
kelulusan semakin turun menjadi 93,8% meskipun fasilitas ada penambah. Namun
hal ini erat kaitannya dengan proses belajar dan pembelajaran. Sehingga bisa
mempengaruhi kualitas pembelajaran karena penyebaran pembangunan ruang kelas
ternyata belum merata/ menyuruh ke semua
daerah provinsi, demikian pula dengan fasailitas yang lainnya.
Tabel 1.5
Jumlah Fasilitas Sekolah SMA
Negeri/ Swasta tahun 2003 – 2008
Di Indonesia
Tahun
|
Perpustakaan
|
UKS
|
R. Serba Ada
|
Jumlah
|
2003 –
2004
|
5.598
|
2.741
|
1.603
|
9.942
|
2004 – 2005
|
5.716
|
3.089
|
1.988
|
20.735
|
2005 – 2006
|
6.057
|
3.259
|
2.098
|
11.409
|
2006 – 2007
|
6.595
|
3.707
|
2.273
|
12.575
|
2007 – 2008
|
6.633
|
3.751
|
2.273
|
12.657
|
Sumber :
www. depdiknas.go.id
Dari
data tersebut bisa dilihat jumlah fasilitas SMA Negeri/ Swasta mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Namun kalau diteliti lebih dalam ternyata penyebaran
fasilitas tersebut tidak merata di senua daerah apalagi di darah-daerah
terpencil. Untuk daerah Provinsi Sulawesi Barat jumlah perpustakaan pada saat
ini baru ada 360 unit. Dalam hal inilah yang menyebabkan kurang maksimalnya
proses pembelajaran, keterbatasan fasilita diduga sebagai hambatan dalam
mengembanngkan bakat dan mimpi, mempersempit wawasan dan keterlambatan dalam
mencapai ketuntasan belajar.
Dengan
demikian penulis ingin meneliti “ Pengaruh Tingkat Ketersediaan Buku Sumber di
Perpustakaan Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Akuntansi
di SMA Negeri 1 Tasikmalaya.
1.2.
Identifiksi Masalah
a.
Problem Statement
1. Belum diperoleh gambaran tentang
ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA
Negeri I Tasikmalaya.
2. Belum di peroleh gambaran motivasi
belajar siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
3. Belum diperoleh gambaran tentang
pengaruh tingkat ketersediaan buku sumber di perpustakaan sekolah terhadap
motivasi belajar siswa di SMA Negeri I Tasikmalaya.
b.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana gambaran tentang ketersediaan
buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I
Tasikmalaya ?
2. Bagaimana gambaran motivasi belajar
siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya ?
3. Seberapa besar pengaruh tingkat
kecerdasan buku sumber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar siswa
di SMA Negeri I Tasikmalaya ?
1.3.
Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud Penelitian
Sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan di atas maka maksud dari penelitian ini
adalah :
1. Menggambarkan tentang ketersediaan buku
sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I
Tasikmalaya.
2. Menggambarkan gambaran motivasi belajar
siswa dlam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
3. Menjelaskan pengaruh tingkat
ketersediaan buku sunber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar
siswa di SMA negeri I Tasikmalaya.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan maksud penelitian yang dirumuskan maka penelitian bertujuan untuk :
1. Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa
deskriptif tentang ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata
pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2. Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa
deskriptif tentang motivasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA
Negeri I Tasikmalaya.
3. Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa
penjelasan tentang pengaruh tingkat ketersediaan buku sumber di perpustakaan
sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri I Tasikmalaya.
1.4.
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat Praktis
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan
penulis khususnya tentang bagaiaman pengaruh kurangnya buku sumber terhadap
motivasi belajar saiwa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2. Memberkan bekal kepada peneliti berupa
pengalaman sebagai calon guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses belajar
mengajar.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
peningkatana pengadaan buku sumber bagi SMA Negeri I Tasikmalaya supaya
motivasi belajar mengajar siswa lebih baik dan proses kegiatan belajar mengajar
lebih efektif dan kondusif.
4. Pihak lain, hasli penelitian ini bisa
digunakan sebagai bahan/ pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang
lebih mendalam.
b.
Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbanagan pemikiran atau bahan kajian lebih lanjut sebagai
perluasan dari penelitian terdahulu maupun sebagai replikasi penelitian
sebelumnya secara lebih mendalam di kemudian hari.
2. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan
dan untuk memberikan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
1.5.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
a.
Kerangka Pemikiran
Perilaku
individu tidak berdiri sendiri, tetapi selalu ada yang mendorongnya dan tertuju
pada satu tujuan yang ingin dicapainya. Dalam membahas motivasi tidak terlepas
dari kata motif, Sadirman, A.M. (2009 – 73) mengemukakan bahwa : “motif
diartikan sebagai daya upaya untuk mendorong seseorang melakukan sesuat”. Motif
sendiri timbul karena adanya dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan
tindakan yang termotivasi untuk mencapai tujuan. Motivasi seseorang itu
tergantung kepada kekuatan motifnya. Selajututnya, Moh Surya (2004 : 6)
mengemukakan bahwa : “motivasi itu sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan dorongan untuk mewujudkan prilaku tertentu yang terarah kepada
pencapaian suatu tujuan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpukkan
bahwa motif atau motivasi adalah dua hal
yang berbeda namunkeduanya memeiliki keterkaitan yang cukup erat. Motif
merupakan dorongan atau pemicu yang ada dalam diri individu untuk bertindak
sebagai motivasi adalah tingkah laku individu individu dalam mewujudkan motif
untuk mencapai tujuan.
Menurut
Muhammad Faiq Dzaki (http:/penelitian tindak kelas .
blogspot.com/2009/03/motivasi – belajar – unsur-unsur yang html). Motivasi
terdir dari beberapa jenis yaitu :
a. Motivasi
primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar atau bersumber
dari diri sendiri yang dikenal dengan motivasi internal (intrisik). Motif-motif
dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia.
b. Motivasi
sekunder adalah motivasi yang dipelajari dari luar diri seseorang yang dikenal
sebagai motivasi (ekstrinsik). Motivasi ekstrinsik adalah doronagn terhadap
prilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat
sesuatu, karena doronagn dari luar.
Selain itu menurut Abin
Syamsudin (2004 : 237) motivasi itu merupakan :
1. Suatu
kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy) atau
2. Suatu
keadaan yang kompleks (a complexs state) dari kesiapsediaan (preparatory set)
dalam diri individu (organism) untuk bergerak (to move, motion, movie) kearah
tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu merupakan dorongan bagi
seseorang untuk melupakan suatu kegiatan dari dalam diri individu untuk
melakukan tindakan yang termotivasi dalam mencapai tujuan dengan adanya
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Motivasi
dapat terjadi apabila seseorang memiliki kebutuhan, keinginan, ataupun harapan
yang di aktualisasikannya ke dalam perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan yang telah dicapainya tersebut kemudian dapat digunakan sebagai umpan
balik untuk dapat selalu mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Berdasarkan
uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
|
|
||||||
Keterangan :
X = buku sumber
Y = Motivasi belajar
siswa
→ = menunjukan adanya pengaruh
X terhadap Y
b.
Hipotesis
Hipotesisi
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan
penjelasan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut di atas, maka hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara buku sumber terhadap motivasi belajar siswa.
2. Terdapat kesulitan dalam proses KBM
dengan terbatasnya buku sumber.
1.6.
Metode Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka metode
penelitian yang akan digunakan adalah metode survey verifikatif dan metode
eksplanatory.
Menurut
Sardiman bahwa metode survey verifikatif yaitu penelitian yang mengambil sampel
dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok.
Sedangkan
metode eksplanatory pada dasarnya ditujukan untuk menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel yang lain
dengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis.
Dari
segi informasi yang dikelola peneliti ini menggunakan bentuk kuantitatif yaitu
penelitian yang informasinya atau datanya dikelola dengan statistik.
1.6.1 Variabel Penelitian
Dalam
penelitian pengaruh kurangnya buku sumber terhadap motivasi belajar siswa
terdapat dua macam variabel yaitu independent
variable (variabel bebas) dan dependent
variable (variabel terikat).
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel
bebas (independent variable) ialah
ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya dependent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
siswa yang memiliki buku sumber dan siswa yang tidak memiliki buku sumber.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel
terikat ialah ubahan yang dipengaruhi atau yang menjadi akaibat dari adanya
penjuru variabel bebas (Usman, 2009 : 9). Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah motivasi belajar siswa.
Dalam
penelitian ini terdapat hubungan anatara dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terkat. Hubungan antara dua variabel tersebut berupa hubungan
asimetris dimana satu variabel yang lain. (Sofian Efendi, 1989 : 53)
Hubungan
asimetris yang terbentuk berupa hubungan anatar stimulus dan respons dalam
bentuk bivariat (dua variabel). Hubungan asimetris dalam penelitian ini
terlihat dari variabel bebas (sebagai sumber) yang berupa pengaruh kurangnya
buku sumber terhadap motivasi belajar siswa.
Gambar 3.
Hubungan Bivariat
Variabel
(X)
|
Variabel
(Y)
|
Buku
Sumber
|
Motivasi
Belajar
|
Dalam suatu
penelitian sangat penting memahami variabel karena untuk memahami variabel dan
kemampuan menganalisa atau mengidentifikasi variabel. Setiap variabel menjadi
yang lebih kecil merupakan syarat mutlak bai setiap peneliti.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik komunikasi
tidak langsung dengan alat kuisioner menggunakan skala likert yang merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Jenis kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis yang berstruktur atau tertutup
yaitu kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah disertai sejumlah
alternatif jawaban sehingga responden yang menjawab pertanyaan tersebut terikat
oleh sejumlah jawaban yang telah disediakan. Melalui kuisioner ini diharapkan
akan memperoleh data yang akurat dan benar dari responden.
1.6.4 Uji Instrumen Penelitian
1.6.4.1 Uji Validitas
Sebuah
instrumen kuisioner dinyatakan valid apabila tepat mengukur apa yang hendak
diukur. Jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai dengan
kenyataan, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid. Dalam menguji
suatu instrumen hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dialami responden.
Rumus
yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearso (Arikunto
Suharsimi, 2006 : 72).
Keterangan
:
Rxy
|
= angka indeks
korelasi “r” product moment
|
N
|
= number of
cases
|
Σxy
|
= jumlah hasil
penelitian antara skor x dan skor y
|
Σx
|
= jumlah
seluruh skor x
|
Σy
|
= jumlah skor
y
|
1.6.4.1 Uji Reliabilitas
Sebuah
instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tepat
apabila telah diujikan berkali-kali. Sebuah instrumen dikatakan reliable
apabila hasil uji coba (tes) tersebut menunjukan ketetapan. Untuk mengetahui
tingkat kepercayaan suatu instrumen maka digunakan rumus untuk menguji
reliabillitas yaitu Alpha. Rumusnya adalah :
Keterangan
:
R11
|
= reliabilitas
yang dicari
|
n
|
= banyaknya
soal
|
Σσi2
|
= jumlah varians
skor tiap-tiap items
|
Σt2
|
= varian total
|
1.6.5 Uji Normalitas
Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh merupakan distribusi
normal atau tidak. Dapun metode statistik untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji chi kuadrat, dengan menggunakan rumus sebagai mana
diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 29)
Keterangan
:
X2
|
= chi kuadrat
|
fo
|
= frekuensi
yang diperoleh
|
fh
|
= frekuensi
yang diharapkan
|
1.6.6 Uji Lineritas
Uji linieritas
digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat berbentuk garis lurus atau tidak. Pengujian linieritas
dilakukan dengan menggunakan uji r
dengan runus sebagai berikut :
Keterangan
:
Freg
|
= Harga
bilangan untuk garis regresi
|
FKreg
|
= Rerata
kuadrat garis regresi
|
Fkres
|
= Rerata
kuadrat garis residu (Sutrisno Hadi, 1994 : 273)
|
1.6.7 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang
diajukan, digunakan uji t dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
t
|
= t
hitung
|
r
|
= koefisien korelasi hasil perhitungan
|
n
|
= jumlah data
|
Kriteria
pengujian hipotesis :
-
Jika
t
hitung t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak,
artinya kurangnya bukku sumber tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa.
-
Jika
t hitung
t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya kurangnya buku sumber berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
1.7.
Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di SMA Negeri I Tasikmalaya dengan alasan lebih dekat dengan tempat tinggal dan
pertimbangan SMA Negeri I Tasikmalaya adalah tempat penulis mencari ilmu dan
mencari pengalaman hidup selama ini sehingga alangkah baiknya dilahirkan
penelitian disana. Adapun jadwal yang akan dilaksanakan adalah sebagi berikut :
Tabel
1.6
Jadwal
Penelitian
Jadwal Pelaksanaan
|
Januari 2010
|
Februari
|
Maret 2010
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
|
|||||||||||||
2
|
Pelaksanaan
Penelitian
|
|||||||||||||
3
|
Pengumpulan
Data
|
|||||||||||||
4
|
Pengolahan
Data
|
|||||||||||||
5
|
Penulisan
Laporan
|
1.8.
Daftar Pustaka
1. Abin
Syamsudin. 2004. Psikologi Kependidikan
Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
2. Mohammad
Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan
Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
3. Muhammad
Faiq Dzaki. 2009. Unsur-unsur yang
Mempengaruhi motivasi Belajar. {online}. Tersedia : http : Penelitian
Tindakan Kelas. Blogsppot. Com/ 2009/03/
Motivasi-Belajar-Unsur-unsur-yang.hmtl.
4. Sadirman,AN.
2009. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT. Rayja Grafindo Persada.
5. Singaribun.
1989. Metode Statistik. Bandung :
Tarsito.
6. Suharsimi,
Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta
: PT Bumi Aksara.
7. Sugiyono.
2004. Statistik untuk Penelitian.
Bandung : CV Alpha Beta.
8. Sudjana.
1997. Statistik untuk Ekonomi dan Niaga
jilid 1 dan 2. Bandung : Tarsito.
0 komentar:
Posting Komentar