Rabu, 08 Agustus 2012

Pengaruh Ketersediaan Buku Sumber di Perpustakaan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran Akuntansi di SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2003 tentang Sisdiknas).



Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara karena dalam pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Selain sebagai indikator kemajuan suatu negara, pendidikan juga bisa menghancurkan peradaban yang dimiliki oleh suatu negara. Salah satu proses pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara optimal dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memiliki lulusan yang berkualitas yang dapat menunjang kemajuan bangsa.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama atau kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan, yang semuanya itu biasa dilakukan di sekolah walaupun pada dasarnya kegiatan belajar mengajar itu dapat dilakukan dimanapun atau kapanpun. Berhasil tidaknya pendidikan banyak bergantung pada proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Namun pada pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar tersebut belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Masih banyak terdapat hambatan seperti kesulitan belajar siswa yang ditemukan dalam proses belajar mengajar yang dapat mengakibatkan tujuan pengajaran yang diinginkan belum tercapai secar efektif. Salah satu permasalahan kegiatan belajar mengajar saat ini adalah kualitas dari sistem pendidikan yang masih rendah.
Kenerhasilan suatu proses pendidikan dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh peserta didik. Berikut ini adalah tabel jumlah peserta dan lulusan menurut jenis kelamin dan nilai UN SMA Swasta, Negeri se Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2008.
Tabel 1.1
Jumlah peserta lulusan dan Nilai UN
SMA swasta, Negeri se Indonesia tahun 2003 sampai dengan 2008

Tahun
Jumlah Peserta
Jumlah Lulusan
Nilai UN
Presentase Lulusan
2003 – 2004
985.628
963.410
4,65
97,7%
2004 – 2005
1.003.006
978.657
5,75
97,5%
2005 – 2006
1.087.100
1.065.592
6,00
98,0%
2006 – 2007
1.104.278
1.076.154
6,22
97,4%
2007 – 2008
1.111.278
1.043.095
6,33
93,8%
            Sumber : www. Depdiknas.go.id

Berdasarkan data tersebut bisa diketahui bahwa persentase kelulusan peserta UN mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Dan tahun 2005 – 2006 merupakan angka kelulusan tertinggi yaitu 98,0%. Sementara tahun              2007 – 2008 tingkat kelulusan peserta UN tingkat SMA se Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu 93,8%. Sementara untuk nilai UN rata-ratanya mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor baik intern maupun faktor ekstern diantanya kualiltas kompetensi guru, saran/ fasilitas belajar dan faktor dari siswa itu sendiri.
Tingkat kelulusan yang rendah ini merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena hal itu akan berdampak buruk terhadap perkembangan sumber daya manusia untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menghambat pembanngunan bangsa dan akan berakibat semakin buruknya citra pendidikan di negara kita. Dimana lulusan yang dihasilkan semakin tidak berkualitas bahkan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran dan kebodohan anak bangsa.
Prestasi belajar itu merupakan seluruh kecakapan atau perubahan tingkah laku siswa sebagai suatu bukti berhasil tidaknya siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang ditempuhnya setelah rentang waktu tertentu yang terwujud dalam bentuk angka-angka maupun berupa sikap yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu maka siswa diharapkan dapat berusaha semaksimal mungkin agar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa itu tergantung dari usah siswa itu sendiri. Apakah ia ingin melaukan perubahan yang lebih baik lagi pada dirinya dari sebelumnya ataukah tidak. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi bahkan menghambat keberhasilan prestasi belajar ini. Salah satunya seperti yang dikemukakan oleh M. Djoko Susilo (2006 : 69) berikut   ini :
Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh berbagi faktor yang bersumber dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor di luar diri siswa (faktor ekstenal). Yang termasuk faktor internal adalah keadaan fisik dan kesehatan siswa, intelegensi yang dimiliki siswa, dan keadaan psikologis siswa seperti minat, kebiasaan/ cara belajar, bakat, perhatian, motivasi dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, seperti kemampuan mengajar guru, penggunaan media belajar, sumber/ bahan pelajaran, kurikulum, metode belajar siswa dan faktor masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Ngalim Purwanto (2004 : 107) terdiri dari :
·         Faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor fisik dan psikis. Faktor fisik meliputi kondisi fisik/ jasmani. Faktor psikis yaitu aspek intelektual dan aspek non intelektual. Aspek intelektual meliputi intelegensi, kemampuan belajar dan lain-lain. Aspek non intelektual meliputi aspek minat, sikap, bakat, motivasi dan kebiasaan.
·         Faktor-faktor dari luar individu yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam, yang meliputi waktu belajar, tempat belajar, keadaan iklim, dan lain-lain, dan lingkungan keluarga. Serta faktor sosial yang meliputi sistem nilai, status sosial, interaksi guru siswa. Faktor instrumental terdiri dari kurikulum pengajaran dan administrasi.

Dari beberapa pendapatan yang telah disebutkan di atas terlihat bahwa prestasi belajar itu pada dasranya merupakan akibat yang ditimbulkan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Untuk faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ini, meliputi kompetensi guru, tempat belajar, sumber atau bahan pelajaran. Berikut ini data guru yang layak mengajar di SMA se Indonesia.

Tabel 1.2
Persentase guru layak mengajar (guru yang berijazah sarjana keguruan dan ijazah diatasnya) se Indonesia

Tahun
Jumlah Guru
Jumlah Guru Layak
Jumlah % Guru Layak
Jumlah % Guru tidak layak
2003 – 2004
238.034
161.078
67,67
32,33
2004 – 2005
253.574
189.921
74,90
25,10
2005 – 2006
267.419
199.970
74,78
25,22
2006 – 2007
285.818
215.722
75,48
24,52
2007 – 2008
305.852
237.094
77,52
22,48
Sumber : www. Depdiknas.go.id
Jika kita lihat tabel di atas persentase jumlah guru yang layak mengajar/ guru yang memiliki ijazah sarjan keguruan dan ijazah di atasnya tiap tahunnya mengalami kenaikan terutam pada tahun 2007 – 2008 mencapai 77,52%. Apabila dihubungkan dengan presentase kelulusan UN pada dasarnya tidak ada masalah dengan jumlah guru yang layak mengajar SMA pada tahun 2005 – 2006 ketika persentase kelulusan meningkat jumlah guru yang layak mengalami penurunan sebesar 0,12% dan pada tahun 2007 -  2008 ketika persentase kelulusan mengalami penurunan sebesar 93,8% justru jumlah guru yang layak mengalami kenakan sebesar 77,52%. Tetapi karena masih adanya guru yang tidak layak mengajar di SMA meskipun perbandingannya hanya 3 : 1 tetap saja bisa menjadi pengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan. Karena menurut UU Sisdiknas tahun 2003 guru yang layak mengajar untuk tingkat SMA adalah guru yang memiliki pendidikan sarjana pendidikan. Karena mereka sudah dibekali kompetensi-kompetensi keguruan seperti kompetensi paedagogi yang tidak akan dimiliki oleh sarjan lainnya. (Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab XI Pasal 424) dan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 29 : 4). Bahkan sampai saat ini untuk mengajar pada SMA masih ada yang kualifikasi akademik pendidikannya D1 bahkan SLTA. Hal ini dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kelulusan meskipun jumlah mereka sedikit. Bisa kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3
Jumlah Kepal Sekolah dan Guru Menurut Ijazah Tertinggi se Indonesia

Tahun
D1
D2
D3
S1
Pasca Sarjana
Jml
Jml Guru
yang Sesuai
Keg.
Non. Keg
Keg.
Non. Keg
2003 – 2004
2.250
6.651
45.498
10.061
154.768
10.065
593
229.906
67%
2004 – 2005
2.056
4.583
30.792
10.303
187.767
15.878
2.154
253.574
74,8%
2005 – 2006
5.642
3.337
27.426
10.113
196.416
20.932
3.554
269.419
74,2%
2006 – 2007
6.790
5.405
28.956
7.642
209.956
21.260
6.126
285.818
75,5%
2007 – 2008
6.932
5.174
26.258
8.292
230.201
22.201
6.893
305.852
77,5%
Sumber : www. Depdiknas.go.id

Hal ini diduga dapat mengakibatkan turunnya anka kelulusan adalah fasilitas/ sarana prasarana dari mulai ruang kelas, tempat duduk, tempat praktek, buku sumber media pembelajaran dan sebagainya. Berikut ini penulis sajikan tabel selanjutnya :
Tabel 1.4
Jumlah Ruangan Kelas Menurut Kodisi dan Bukan Milik
SMA Negeri/ Swasta se indonesia

Tahun
Milik
Bukan Milik
Jumlah
Persentase ruang kondisi baik dan milik
Baik
R. ringan
R. Berat
Sub. Jml
2003 – 2004
79.288
3.086
1.195
93.569
1.669
85.238
93,0%
2004 – 2005
75.542
6.679
2.409
84.630
1.922
86.552
87,2%
2005 – 2006
74.138
7.130
2.572
93.840
2.505
96.345
87,3%
2006 – 2007
87.198
9.067
3.119
99.384
2.285
101.669
85,7%
2007 – 2008
94.151
7.687
3.286
105.124
1.691
106.815
88,1%
Sumber : www. depdiknas.go.id

Jumlah ruangan kelas yang kondisinya baik dan statusnya milikm persentase tiap tahunnya berubah-ubah, penurunan yang paling rendah terjadi pada tahun 2006 – 2007 yaitu 85,76% dan pada tahun inilah jumlah lulusan pun kembali menurun padahal pada tahun sebelumnya mengalami kenaikan. Kemudian tahun berikutnya pun kelulusan semakin turun menjadi 93,8% meskipun fasilitas ada penambah. Namun hal ini erat kaitannya dengan proses belajar dan pembelajaran. Sehingga bisa mempengaruhi kualitas pembelajaran karena penyebaran pembangunan ruang kelas ternyata  belum merata/ menyuruh ke semua daerah provinsi, demikian pula dengan fasailitas yang lainnya.
Tabel 1.5
Jumlah Fasilitas Sekolah SMA Negeri/ Swasta tahun 2003 – 2008
Di Indonesia

Tahun
Perpustakaan
UKS
R. Serba Ada
Jumlah
2003 – 2004
5.598
2.741
1.603
9.942
2004 – 2005
5.716
3.089
1.988
20.735
2005 – 2006
6.057
3.259
2.098
11.409
2006 – 2007
6.595
3.707
2.273
12.575
2007 – 2008
6.633
3.751
2.273
12.657
Sumber : www. depdiknas.go.id

Dari data tersebut bisa dilihat jumlah fasilitas SMA Negeri/ Swasta mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun kalau diteliti lebih dalam ternyata penyebaran fasilitas tersebut tidak merata di senua daerah apalagi di darah-daerah terpencil. Untuk daerah Provinsi Sulawesi Barat jumlah perpustakaan pada saat ini baru ada 360 unit. Dalam hal inilah yang menyebabkan kurang maksimalnya proses pembelajaran, keterbatasan fasilita diduga sebagai hambatan dalam mengembanngkan bakat dan mimpi, mempersempit wawasan dan keterlambatan dalam mencapai ketuntasan belajar.
Dengan demikian penulis ingin meneliti “ Pengaruh Tingkat Ketersediaan Buku Sumber di Perpustakaan Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Tasikmalaya.
1.2.       Identifiksi Masalah
a.      Problem Statement
1.      Belum diperoleh gambaran tentang ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2.      Belum di peroleh gambaran motivasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
3.      Belum diperoleh gambaran tentang pengaruh tingkat ketersediaan buku sumber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri I Tasikmalaya.
b.      Identifikasi Masalah
1.      Bagaimana gambaran tentang ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya ?
2.      Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya ?
3.      Seberapa besar pengaruh tingkat kecerdasan buku sumber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri I Tasikmalaya ?


1.3.       Maksud dan Tujuan
1.3.1.  Maksud Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas maka maksud dari penelitian ini adalah :
1.      Menggambarkan tentang ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2.      Menggambarkan gambaran motivasi belajar siswa dlam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
3.      Menjelaskan pengaruh tingkat ketersediaan buku sunber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA negeri I Tasikmalaya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan maksud penelitian yang dirumuskan maka penelitian bertujuan untuk :
1.      Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa deskriptif tentang ketersediaan buku sumber di perpustakaan untuk mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2.      Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa deskriptif tentang motivasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
3.      Memperoleh pengetahuan ilmiah berupa penjelasan tentang pengaruh tingkat ketersediaan buku sumber di perpustakaan sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri I Tasikmalaya.


1.4.       Manfaat Penelitian
a.      Manfaat Praktis
1.      Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis khususnya tentang bagaiaman pengaruh kurangnya buku sumber terhadap motivasi belajar saiwa dalam pelajaran akuntansi di SMA Negeri I Tasikmalaya.
2.      Memberkan bekal kepada peneliti berupa pengalaman sebagai calon guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses belajar mengajar.
3.      Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peningkatana pengadaan buku sumber bagi SMA Negeri I Tasikmalaya supaya motivasi belajar mengajar siswa lebih baik dan proses kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan kondusif.
4.      Pihak lain, hasli penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan/ pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
b.      Manfaat Teoritis
1.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbanagan pemikiran atau bahan kajian lebih lanjut sebagai perluasan dari penelitian terdahulu maupun sebagai replikasi penelitian sebelumnya secara lebih mendalam di kemudian hari.
2.      Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

1.5.       Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
a.        Kerangka Pemikiran
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, tetapi selalu ada yang mendorongnya dan tertuju pada satu tujuan yang ingin dicapainya. Dalam membahas motivasi tidak terlepas dari kata motif, Sadirman, A.M. (2009 – 73) mengemukakan bahwa : “motif diartikan sebagai daya upaya untuk mendorong seseorang melakukan sesuat”. Motif sendiri timbul karena adanya dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan tindakan yang termotivasi untuk mencapai tujuan. Motivasi seseorang itu tergantung kepada kekuatan motifnya. Selajututnya, Moh Surya (2004 : 6) mengemukakan bahwa : “motivasi itu sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan prilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpukkan bahwa  motif atau motivasi adalah dua hal yang berbeda namunkeduanya memeiliki keterkaitan yang cukup erat. Motif merupakan dorongan atau pemicu yang ada dalam diri individu untuk bertindak sebagai motivasi adalah tingkah laku individu individu dalam mewujudkan motif untuk mencapai tujuan.
Menurut Muhammad Faiq Dzaki (http:/penelitian tindak kelas . blogspot.com/2009/03/motivasi – belajar – unsur-unsur yang html). Motivasi terdir dari beberapa jenis yaitu :
a.       Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar atau bersumber dari diri sendiri yang dikenal dengan motivasi internal (intrisik). Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia.
b.      Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi (ekstrinsik). Motivasi ekstrinsik adalah doronagn terhadap prilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena doronagn dari luar.

Selain itu menurut Abin Syamsudin (2004 : 237) motivasi itu merupakan :
1.      Suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy) atau
2.      Suatu keadaan yang kompleks (a complexs state) dari kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organism) untuk bergerak (to move, motion, movie) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu merupakan dorongan bagi seseorang untuk melupakan suatu kegiatan dari dalam diri individu untuk melakukan tindakan yang termotivasi dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Motivasi dapat terjadi apabila seseorang memiliki kebutuhan, keinginan, ataupun harapan yang di aktualisasikannya ke dalam perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang telah dicapainya tersebut kemudian dapat digunakan sebagai umpan balik untuk dapat selalu mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
X
 
Y
 




Keterangan :
X = buku sumber
Y = Motivasi belajar siswa
                → = menunjukan adanya pengaruh X terhadap Y

b.        Hipotesis
Hipotesisi merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara buku sumber terhadap motivasi belajar siswa.
2.      Terdapat kesulitan dalam proses KBM dengan terbatasnya buku sumber.
1.6.       Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survey verifikatif dan metode eksplanatory.
Menurut Sardiman bahwa metode survey verifikatif yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Sedangkan metode eksplanatory pada dasarnya ditujukan untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel yang lain dengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis.
Dari segi informasi yang dikelola peneliti ini menggunakan bentuk kuantitatif yaitu penelitian yang informasinya atau datanya dikelola dengan statistik.
1.6.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian pengaruh kurangnya buku sumber terhadap motivasi belajar siswa terdapat dua macam variabel yaitu independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variabel terikat).
1.      Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas (independent variable) ialah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya dependent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki buku sumber dan siswa yang tidak memiliki buku sumber.
2.      Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat ialah ubahan yang dipengaruhi atau yang menjadi akaibat dari adanya penjuru variabel bebas (Usman, 2009 : 9). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan anatara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terkat. Hubungan antara dua variabel tersebut berupa hubungan asimetris dimana satu variabel yang lain. (Sofian Efendi, 1989 : 53)
Hubungan asimetris yang terbentuk berupa hubungan anatar stimulus dan respons dalam bentuk bivariat (dua variabel). Hubungan asimetris dalam penelitian ini terlihat dari variabel bebas (sebagai sumber) yang berupa pengaruh kurangnya buku sumber terhadap motivasi belajar siswa.
Gambar 3.
Hubungan Bivariat

Variabel (X)
Variabel (Y)
Buku Sumber
Motivasi Belajar

Dalam suatu penelitian sangat penting memahami variabel karena untuk memahami variabel dan kemampuan menganalisa atau mengidentifikasi variabel. Setiap variabel menjadi yang lebih kecil merupakan syarat mutlak bai setiap peneliti.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik komunikasi tidak langsung dengan alat kuisioner menggunakan skala likert yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis yang berstruktur atau tertutup yaitu kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah disertai sejumlah alternatif jawaban sehingga responden yang menjawab pertanyaan tersebut terikat oleh sejumlah jawaban yang telah disediakan. Melalui kuisioner ini diharapkan akan memperoleh data yang akurat dan benar dari responden.
1.6.4 Uji Instrumen Penelitian
1.6.4.1 Uji Validitas
Sebuah instrumen kuisioner dinyatakan valid apabila tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai dengan kenyataan, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid. Dalam menguji suatu instrumen hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dialami responden.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearso (Arikunto Suharsimi, 2006 : 72).
Keterangan :
Rxy
= angka indeks korelasi “r” product moment
N
= number of cases
Σxy
= jumlah hasil penelitian antara skor x dan skor y
Σx
= jumlah seluruh skor x
Σy
= jumlah skor y

1.6.4.1 Uji Reliabilitas
Sebuah instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tepat apabila telah diujikan berkali-kali. Sebuah instrumen dikatakan reliable apabila hasil uji coba (tes) tersebut menunjukan ketetapan. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu instrumen maka digunakan rumus untuk menguji reliabillitas yaitu Alpha. Rumusnya adalah :

Keterangan :
R11
= reliabilitas yang dicari
n
= banyaknya soal
Σσi2
= jumlah varians skor tiap-tiap items
Σt2
= varian total

1.6.5 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh merupakan distribusi normal atau tidak. Dapun metode statistik untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat, dengan menggunakan rumus sebagai mana diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 29)
Keterangan :
X2
= chi kuadrat
fo
= frekuensi yang diperoleh
fh
= frekuensi yang diharapkan

1.6.6 Uji Lineritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk garis lurus atau tidak. Pengujian linieritas dilakukan dengan menggunakan uji r dengan runus sebagai berikut :
Keterangan :
Freg
= Harga bilangan untuk garis regresi
FKreg
= Rerata kuadrat garis regresi
Fkres
= Rerata kuadrat garis residu (Sutrisno Hadi, 1994 : 273)

1.6.7 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang diajukan, digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t
= t hitung
r
= koefisien korelasi hasil perhitungan
n
= jumlah data
Kriteria pengujian hipotesis :
-          Jika t  hitung  tabel, maka Ho diterima Ha ditolak, artinya kurangnya bukku sumber tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
-          Jika hitung  t  tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kurangnya buku sumber berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.




1.7.       Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Tasikmalaya dengan alasan lebih dekat dengan tempat tinggal dan pertimbangan SMA Negeri I Tasikmalaya adalah tempat penulis mencari ilmu dan mencari pengalaman hidup selama ini sehingga alangkah baiknya dilahirkan penelitian disana. Adapun jadwal yang akan dilaksanakan adalah sebagi berikut :
Tabel 1.6
Jadwal Penelitian

Jadwal Pelaksanaan
Januari 2010
Februari
Maret 2010
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan













2
Pelaksanaan Penelitian













3
Pengumpulan Data













4
Pengolahan Data













5
Penulisan Laporan














1.8.       Daftar Pustaka
1.      Abin Syamsudin. 2004. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

2.      Mohammad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

3.      Muhammad Faiq Dzaki. 2009. Unsur-unsur yang Mempengaruhi motivasi Belajar. {online}. Tersedia : http : Penelitian Tindakan Kelas. Blogsppot. Com/ 2009/03/ Motivasi-Belajar-Unsur-unsur-yang.hmtl.

4.      Sadirman,AN. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rayja Grafindo Persada.

5.      Singaribun. 1989. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

6.      Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

7.      Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alpha Beta.

8.      Sudjana. 1997. Statistik untuk Ekonomi dan Niaga jilid 1 dan 2. Bandung : Tarsito.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;