Rabu, 03 April 2013

ULAMA SEBAGAI PEWARIS NABI (Studi Kritik Sanad Dan Matan Hadis Riwayat Al-Tirmiz\i)


ULAMA SEBAGAI PEWARIS NABI
(Studi Kritik Sanad Dan Matan Hadis Riwayat Al-Tirmiz\i)

oleh
Ma'mun Almasri



Dalam kehidupan manusia agama merupakan bagian pusat kepercayaan, yang lahir dari sebuah proses yang panjang yang dibawa oleh para pembawanya yang kita kenal yaitu para Nabi.. Pada suatu saat sang Nabi itu akan meninggal, oleh karena itu tugas dan tanggung jawab seorang Nabi akan selesai dan diteruskan oleh para pengikutnya yang dikenal dengan istilah ulama. Karena dalam pengertiannya, ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan (ilmu), baik pengetahuan agama atau pun pengetahuan umum. Para ulama pun dalam tugasnya sama seperti apa yang dilakukan oleh para Nabinya, oleh karena itu tugas dan tanggung jawab para ulama sama beratnya seperti apa yang dilakukan para Nabi, yaitu senantiasa menyebarkan ilmu dengan harapan membawa umatnya kepada jalan yang lurus sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Tuhannya.



Tema atau isi riwayat ini adalah penjelas mengenai konsep ulama. Sebagaimana diketahui bersama, ulama merupakan figur sentral dalam sendi-sendi kehidupan sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW., maka untuk menuju ke arah itu tentunya dibutuhkan sebuah penelitian secara khusus terhadap riwayat tersebut, karena diketahui hadis tersebut terjadi penyendirian periwayatan yang kita kenal dengan istilah hadis ahad, selain itu dari segi matan diduga mengandung unsur poltik, dari kenyataan ini sehingga dapat dikemukakan kejelasan mengenai nilai-nilai dan ke-hujjah-annya. Penelitian tersebut adalah penelitian sanad dan matan hadis dengan menggunakan kaidah-kaidah ke-s}ahi>h-an hadis yang dikemukakan oleh para ulama sebagai acuan. Sebagai pencarian mengenai keberadaan hadis-hadis, penulis menggunakan metode takhri>j bi al-lafz\ dengan mengambil lafaz\ waras\a sebagai paduan. Untuk meneliti biografi periwayat, penulis menggunakan kitab-kitab rija>l al-h}adi>s\, serta untuk proses analisa digunakan kitab-kitab 'ulu>m al-h}adi>s\.
Dari beberapa riwayat mengenai ulama sebagai pewaris para Nabi, penulis memilih satu riwayat saja yang dipandang mewakili untuk diteliti yaitu riwayat al-Tirmiz\i>. setelah penulis mengadakan penelitian terhadap hadis tersebut, maka didapat kesimpulan bahwa hadis tersebut da'if dari segi sanad dan s}alih dari segi matan. Ke-da'if-an yang terjadi yaitu adanya keterputusan sekaligus pembuangan sanad pada dua jalur riwayat Al-Tirmiz\i, selain itu ke-da'if-an terjadi karena adanya penilaian negatif terhadap beberapa periwayat. Sebagaimana mestinya, suatu hadis dapat dijadikan hujjah manakala hadis tersebut berkualitas sahih sanad dan matannya, begitu pula dengan hadis tentang ulama tersebut. Namun demikian, kedudukan ulama sebagai pewaris para Nabi pada riwayat Al-Tirmiz\i ini berstatus da'if. Akan tetapi ke-da'if-an ini tertolong dan naik derajatnya menjadi hasan lighoirihi mengingat banyaknya pendukung .
Dengan diketahuinya ke-hujjah-an hadis ulama sebagai pewaris para Nabi, maka ketika ada orang atau kelompok yang mengatakan bahwa dirinya sebagai pewaris para Nabi, maka orang tersebut telah mengatakan sesuatu yang hak, karena perkataan itu merupakan dalil atau sebuah ketetapan hukum dan bisa dijadikan hujjah.          

0 komentar:

Posting Komentar

 
;