ULAMA SEBAGAI PEWARIS NABI
(Studi Kritik Sanad Dan Matan Hadis
Riwayat Al-Tirmiz\i)
oleh
Ma'mun Almasri
Dalam kehidupan
manusia agama merupakan bagian pusat kepercayaan, yang lahir dari sebuah proses
yang panjang yang dibawa oleh para pembawanya yang kita kenal yaitu para Nabi..
Pada suatu saat sang Nabi itu akan meninggal, oleh karena itu tugas dan tanggung
jawab seorang Nabi akan selesai dan diteruskan oleh para pengikutnya yang
dikenal dengan istilah ulama. Karena dalam pengertiannya, ulama adalah orang
yang memiliki pengetahuan (ilmu), baik pengetahuan agama atau pun pengetahuan
umum. Para ulama pun dalam tugasnya sama seperti apa yang dilakukan oleh para
Nabinya, oleh karena itu tugas dan tanggung jawab para ulama sama beratnya
seperti apa yang dilakukan para Nabi, yaitu senantiasa menyebarkan ilmu dengan
harapan membawa umatnya kepada jalan yang lurus sesuai dengan apa yang
dianjurkan oleh Tuhannya.
Tema atau isi
riwayat ini adalah penjelas mengenai konsep ulama. Sebagaimana diketahui
bersama, ulama merupakan figur sentral dalam sendi-sendi kehidupan sebagaimana
dikatakan Rasulullah SAW., maka untuk menuju ke arah itu tentunya dibutuhkan
sebuah penelitian secara khusus terhadap riwayat tersebut, karena diketahui
hadis tersebut terjadi penyendirian periwayatan yang kita kenal dengan istilah
hadis ahad, selain itu dari segi matan diduga mengandung unsur poltik, dari
kenyataan ini sehingga dapat dikemukakan kejelasan mengenai nilai-nilai dan ke-hujjah-annya.
Penelitian tersebut adalah penelitian sanad dan matan hadis dengan menggunakan
kaidah-kaidah ke-s}ahi>h-an hadis yang dikemukakan
oleh para ulama sebagai acuan. Sebagai pencarian mengenai keberadaan
hadis-hadis, penulis menggunakan metode takhri>j bi al-lafz\ dengan mengambil lafaz\ waras\a sebagai paduan. Untuk meneliti biografi periwayat, penulis menggunakan
kitab-kitab rija>l al-h}adi>s\, serta untuk proses
analisa digunakan kitab-kitab 'ulu>m al-h}adi>s\.
Dari beberapa
riwayat mengenai ulama sebagai pewaris para Nabi, penulis memilih satu riwayat
saja yang dipandang mewakili untuk diteliti yaitu riwayat al-Tirmiz\i>. setelah penulis mengadakan
penelitian terhadap hadis tersebut, maka didapat kesimpulan bahwa hadis
tersebut da'if dari segi sanad dan s}alih dari segi matan. Ke-da'if-an yang terjadi yaitu adanya
keterputusan sekaligus pembuangan sanad pada dua jalur riwayat Al-Tirmiz\i, selain itu ke-da'if-an terjadi karena
adanya penilaian negatif terhadap beberapa periwayat. Sebagaimana mestinya,
suatu hadis dapat dijadikan hujjah manakala hadis tersebut berkualitas
sahih sanad dan matannya, begitu pula dengan hadis tentang ulama tersebut. Namun
demikian, kedudukan ulama sebagai pewaris para Nabi pada riwayat Al-Tirmiz\i ini berstatus da'if. Akan tetapi ke-da'if-an
ini tertolong dan naik derajatnya menjadi hasan lighoirihi mengingat banyaknya
pendukung .
Dengan
diketahuinya ke-hujjah-an hadis ulama sebagai pewaris para Nabi, maka
ketika ada orang atau kelompok yang mengatakan bahwa dirinya sebagai pewaris
para Nabi, maka orang tersebut telah mengatakan sesuatu yang hak, karena
perkataan itu merupakan dalil atau sebuah ketetapan hukum dan bisa dijadikan hujjah.
0 komentar:
Posting Komentar