ABSTRAKSI
PERAN POLITIK KIAI
Studi Pilkada di Tasikmalaya
OLEH:
ENCEP
ABDUSSALAM
Politik sekarang ini acapkali dimaknai sebagai sebuah
“ritualitas kotor” yang jauh dari nilai-nilai kepatutan. Ikon politik seperti ini memang dapat dikatakan telah berurat akar
dikalangan masyarakat. Apalagi masyarakat kita memasuki ruang baru transisi
demokrasi yang kiranya pemaknaan akan hal itu ditempuh cara dan metoda yang
tidak semestinya. Dengan kata
lain di era euphoria demokrasi semua
politisi menggiring kepada sebuah istilah dengan teriakan; “Atas Nama Demokrasi"
Adapun esensi dari politik yang sesungguhnya berupa adanya nilai-nilai keadilan, kebersamaan, kegotong-royongan, kedaulatan, kepekaan, kejujuran, dll. yang merupakan corak khas politik gaya ketimuran hanya tampak kelihatan dipermukaan dan kini hanya dijadikan jargon saja. Maka tak heran dunia politik praktis kita menjadi sebuah momok yang sangat garang. Image wajah politik yang humanis seolah tak pernah hadir dan terkuak.
Adapun esensi dari politik yang sesungguhnya berupa adanya nilai-nilai keadilan, kebersamaan, kegotong-royongan, kedaulatan, kepekaan, kejujuran, dll. yang merupakan corak khas politik gaya ketimuran hanya tampak kelihatan dipermukaan dan kini hanya dijadikan jargon saja. Maka tak heran dunia politik praktis kita menjadi sebuah momok yang sangat garang. Image wajah politik yang humanis seolah tak pernah hadir dan terkuak.
Hadirnya Kiai dalam arena politik praktis merupakan
suatu hal yang dilematis. Sebagai seorang yang mempunyai kedudukan dan wibawa
tinggi di masyarakat karena kemampuannya dalam bidang agama yang berorientasi
kepada kemaslahatan umat, Kiai juga dihadapkan dengan adanya tawaran untuk
aktif dalam bidang politk yang bersipan sektoral baik itu pasrtisipasi secara
aktif atau tidak. Namun, eksistensinya dalam dunia politik patut
diperhitungkan. Dari beberapa telaah pustaka yang penyusun dapatkan,
keterlibatan Kiai dalam politik saat ini menjadikan Kiai hilang kharisma dan
wibawa sehigga di mata masyarakat ia disejajarkan dengan stataus sosial lain. Kenyataan seperti ini apakah sama dengan
apa yang terjadi pada Pilkada 2006 di Tasikmalaya
Penelitian yang penulis lakukan dalam penulisan
skripsi ini adalah penelitian lapangan (library research), dengan
pengumpulan data melalui interview, observsi objek, penelusuran bahan dokumen
dan buku-buku, serta melaui internet. Sedang pendekatannya adalah
normatif-sosiologis yaitu cara mendekati masalah yang akan diteliti dengan
melihat apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah menurut norma yang
ada, dan yang dimaksud norma disini adalah norma agama Islam dan adat istiadat.
Dan pendekatan masalah yang sedang diteliti dengan melihat kondisi sosial dari
obyek yang diteliti.
Dengan menggunakan metode tersebut, penulis dapat
menyimpulkan bahwa, peran politik Kiai dalam Pada Pilkada 2006 di Tasikmalaya, Kiai
memegang peran sangat penting dalam memenagkan Calon Kepala dan Wakil Kepala
Daerah periode 2006-2011. hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya
kepercayaan dan sifat sami’ na> wa ata’ na> terhadap Kiai. Selain iti faktor kharisma dan
kedudukan sosial yang tinggi mejadikannaya Kiai sebagai patron dalam segala
tindakan dan pilihan sebagian besar masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
0 komentar:
Posting Komentar